KLATEN – Hujan deras yang terus
turun menyebabkan produksi genteng dan batu bata anjlok. “Biasanya satu
perajin bisa 400 biji sekarang hanya separuhnya,” kata pemilik tobong
genteng di Dusun/Desa Karangan, Kecamatan Karanganom, Daliyem, Minggu
(3/5).
Dikatakannya, sebab hujan tak reda produksi tidak bisa dipacu karena
tempat penyimpanan tidak ada. Hujan yang terus turun menyebabkan genteng
dan batu bata tak lekas kering. Jika kemarau hanya butuh dua atau tiga
hari saat ini minim lima hari baru kering. Akibat lain, banyak perajin
di tobongnya libur. Lakunya pun seret sebab sebulan bisa jadi hanya
sekali kirim dengan harga Rp 1,1 juta/ 1000 gentengnya.
Sami, perajin lain mengatakan sepinya order disebabkan banyak warga
menunggu hujjan reda untuk membangun rumah. “Produksi juga tidak bisa
ditambah sebab sinar matahari minim,” jelasnya.
Selain tidak mudah kering, bahan bakar kayu dan sekam pun tidak
sebagus kalau kemarau. Jika hujan terus turun, bisa-bisa perajin yang
kolaps.
sumber: suara merdeka
0 comments :