Solopos.com, KLATEN — Dalam dua bulan terakhir, ada dua bayi
di Klaten yang tertular HIV/AIDS saat di kandungan. Berdasarkan data
dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten, pada awal tahun hingga
Februari 2015, ada 22 orang pengidap AIDS baru. Dari jumlah itu, dua di
antaranya bayi yang tertular pada tahap prenatal karena sang ibu juga
terkena HIV/AIDS.
Menurut Pegiat KPA Klaten, Amin Bagus Panuntun, ditemukannya dua bayi
yang tertular HIV/AIDS tersebut merupakan peringatan bagi semua pihak
agar lebih meningkatkan perhatian pada penyakit tersebut. Terutama dalam
hal pencegahannya.
“Temuan penularan HIV/AIDS hingga ke bayi ini menjadi perhatian
serius kami. Pencegahan harus segera dilakukan agar penularan virus ke
bayi bisa dicegah. Salah satu upaya itu dengan screening test pada ibu hamil,” katanya, Rabu (25/3/2015).
Ia akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten untuk mengadakan screening test. Sebab, dinas juga mendapat instruksi dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) untuk pencegahan penularan HIV/AIDS pada ibu hamil.
“Setelah surat dari Kemenkes turun, kami dengan Dinkes akan melakukan
tes pada ibu hamil dan bidan. Petugas kesehatan juga dinilai rentan
terkena penularan HIV ketika menangani pasien. Jika semua itu diketahui
lebih awal, risiko penularannya bisa dicegah. Data mereka juga akan kami
rahasiakan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Klaten, Herry Martanta, mengatakan screening test
HIV/AIDS untuk ibu hamil dan petugas kesehatan sifatnya sukarela.
Namun, Dinkes akan berupaya mengajak masyarakat dengan sosialisasi
kepada kelompok ibu hamil melalui Puskesmas.
“Tes itu sifatnya sukarela dan mengajak masyarakat untuk ikut
mencegah penularan HIV/AIDS. Jadi, kami tidak memaksa ibu hamil untuk
mengikuti pemeriksaan itu. Ketika ibu hamil mau untuk dites, maka
diadakan rangkaian tes cepat yang terdiri atas tiga tahap,” katanya,
Kamis (26/3/2015).
Herry menambahkan upaya itu untuk menguak fenomena gunung es pengidap
HIV/AIDS. Ia ingin mengajak masyarakat untuk peduli pada kesehatannya
sehingga lebih mudah untuk pengobatan dan pencegahan. Sebab, dari temuan
kasus bayi yang tertular HIV/AIDS dari ibunya, si ibu tidak tahu jika
ia terkena HIV/AIDS.
“Dari temuan kasus bayi pengidap HIV/AIDS di Klaten, ibu hamil yang
tertular tidak mengetahui jika ia terkena virus itu. Sedangkan sang
suami juga tidak mengetahui dari mana asal mula penyakit tersebut,”
tuturnya.
Ia menyatakan screening test HIV/AIDS akan dilakukan oleh tim Voluntary Counseling and Testing
(VCT) dari Dinkes tanpa dipungut biaya. Pelayanan pemeriksaan itu juga
ada di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Soeradji Tirtonegoro, Balai
Kesehatan Paru Masyarakat, Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Soedjarwadi,
dan Puskesmas Jogonalan I.