Solopos.com, KLATEN – Lima partai politik (parpol) yang
tergabung dalam koalisi AD1 Jaya akhirnya mendeklarasikan diri
menghadapi Pilkada Klaten 2015. Deklarasi digelar di pendapa Monumen
Juang ’45 Klaten, Senin (6/4/2015).
Kelima parpol yang mendeklarasikan diri yakni Partai Golkar,
Gerindra, PAN, PKS, dan PPP. Tak hanya pimpinan kelima parpol tersebut,
pimpinan dua parpol lain yang hingga kini belum menyatakan sikap guna
menghadapi pilkada mendatang ikut hadir. Kedua parpol itu yakni Partai
Nasdem dan PKB.
Ketua DPD Partai Golkar Klaten, Anang Widayaka, menjelaskan setelah
mendeklarasikan diri, koalisi segera berburu calon bupati (cabup) dan
calon wakil bupati (cawabup) yang bakal diusung pada pilkada mendatang.
“Dalam rangka berburu itu kami harus menyamakan persepsi. Maka kami
menggelar suatu rapat kerja yang nanti akan merumuskan persyaratan apa
yang harus dipenuhi cabup dan cawabup meski secara pokok sudah
disepakati,” ungkapnya.
Rapat kerja juga dilakukan guna menentukan pilihan proses penjaringan
cabup dan cawabup. Hingga kini, masih ada dua pilihan yakni dengan
menghubungi tokoh-tokoh atau melakukan penjaringan secara umum.
“Dalam April [2015], kami sudah lakukan rapat kerja. Mei [2015] kami
lakukan rekrutmen dan Juni [2015] kami deklarasikan cabup dan cawabup,”
tutur dia.
Meski masih melakukan rapat kerja guna merumuskan persyaratan cabup
dan cawabup yang bakal diusung, Anang menjelaskan ada lima agenda yang
harus dipresentikan oleh bakal cabup dan cawabup yang maju melalui
koalisi.
“Pertama visi misi menjadi bupati, kedua rekam jejak bersangkutan.
Kemudian cara mereka untuk bisa menggerakkan mesin parpol yang tergabung
dalam koalisi. Bagaimana mereka bisa menyinergikan sukarelawan, karena
setiap bakal calon memiliki sukarelawan. Kalau tidak matching antara sukarelawan dan mesin parpol akan tumpang tindih dan itu memboroskan,” papar dia.
Selain itu, para bakal cabup dan cawabup wajib memaparkan
ketersediaan dana guna bertarung dalam pilkada. “Karena tidak mungkin
tidak menggunakan pendanaan. Tetapi, tidak lantas kami hanya menerima
yang besar dananya. Ada batasan-batasan dimana mereka harus punya uang
untuk memenangkan,” ujar dia.
Disinggung batasan dana yang harus disiapkan cabup dan cawabup, Anang
mengaku masih dalam pembahasan rapat kerja. “Intinya kami ingin pilkada
irit agar cabup dan cawabup tidak mencari jalan lain untuk berkorupsi
di masa yang akan datang,” katanya.
Lebih lanjut, Anang menegaskan meski sudah dideklarasikan, tak
menutup kemungkinan parpol lain menyusul bergabung dalam koalisi AD1
Jaya. Dia mengaku perwakilan koalisi sudah menyampaikan gagasan ke PKB,
Partai Nasdem, serta Partai Hanura.
Ketua DPC PKB Klaten, Ahmad Mutohar, mengaku sudah ada komunikasi
politik dengan koalisi AD1 Jaya. Hanya, partai yang ia pimpin hingga
kini belum menyatakan sikap.
Dia menegaskan DPP PKB memberikan kebebasan kepada DPC untuk
menentukan arah koalisi pada pilkada mendatang. “Masih kami bahas secara
internal dulu. Kami dibebaskan melihat peta di sini. Mana yang bisa
membawa kebesaran PKB, itu yang akan kami dukung,” kata dia.
Ketua DPD Partai Nasdem Klaten, Joko Susilo, juga menyatakan partai
yang ia pimpin hingga kini belum bersikap bakal bergabung koalisi atau
merapat ke PDIP. “Secara prinsip kami hanya berpikir substansi yang
lebih luas, yakni untuk kepentingan masyarakat Klaten. kami masih
menunggu figur-figur yang dimunculkan nanti berkualitas atau tidak,”
tegasnya